Sunday, May 6, 2012

laporan praktikum biokimia


KINETIKA REAKSI ENZIM

ABSTRAK
Enzim sebagai katalisator mempunyai sifat yaitu ikut bereaksi namun pada akhir reaksi akan didapat kembali seperti semula sehingga tubuh tidak membutuhkan enzim dalam jumlah yang besar.
Pada praktikum ini dilakukan penentuan kadar enzim berdasarkan kecepatan reaksi yang dikatalisisnya. Pada kinetika reaksi enzim, ditentukan Vmaks dan KM dengan menggunakan grafik hubungan antara laju reaksi enzimatis dengan konsentrasi substrat. Konsentrasi substrat diperoleh dari pengukuran absorbansi melalui spektrofotometer sehingga dapat dicari konsentrasinya. Pada percobaan ini digunakan larutan tripsin yang bertindak sebagai enzim dan larutan kasein yang bertindak sebagai substrat dengan dua perlakuan yang berbeda yaitu perlakuan waktu inkubasi selama 0 menit dan 20 menit. Tujuan dari adanya dua perlakuan berbeda adalah sebagai pembanding, sehingga nanti akan diperoleh nilai absorbansi yang hanya berasal dari penguraian kasein saja.
            Dari kurva hubungan antara konsentrasi substrat dan laju reaksi dapat ditentukan Vmaks dan KM. Berdasarkan grafik hubungan 1/Vo (Vo = laju reaksi awal) terhadap 1/[S] ([S] = konsentrasi substrat) maka dapat ditentukan nilai Vmaks dan KM. Dimana diperoleh nilai KM adalah 79,716 mg/mL, sedangkan nilai Vmaks adalah sebesar  8,849 µmol/menit
download selengkapnya


PEMISAHAN ASAM AMINO DENGAN KROMATOGRAFI

ABSTRAK
            Asam amino memiliki sifat yang khas dan berbeda dengan yang lain akibat adanya rantai samping asam amino. Hal ini menyebabkan asam amino dapat dipisahkan dan diidentifikasi keberadaannya menggunakan metode pemisahan secara kromatografi kertas. Pemisahan secara kromatografi prinsipnya adalah pemisahan campuran karena perbedaan distribusi komponen dalam dua fase yaitu fase gerak dan fase diam. Dalam kromatografi kertas yang merupakan fase gerak adalah pelarut yang digunakan sedangkan fase diamnya adalah air, kertas berfungsi sebagai absorben tempat melekatnya fase diam. Jarak yang ditempuh oleh setiap asam amino dari garis dasar relatif terhadap jarak tempuh pelarut/eluen didefinisikan sebagai Rf. Setiap komponen asam amino memiliki harga Rf tertentu. Besaran Rf ini menyatakan derajat retensi suatu komponen dalam fase diam.
            Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan nilai Rf dari setiap asam amino dan melakukan pemisahan asam amino dari campuran dengan metode kromatografi kertas. Praktikum yang dilaksanakan di laboratorium Kimia Undiksha pada tanggal 30 Maret 2011 ini menggunakan 2 buah eluen yaitu fenol dan campuran akuades, n-butanol, dan asam asetat glasial. Hasil pengujian terhadap sampel unknown menunjukkan bahwa sampel unknown A adalah asam amino tirosin, sampel unknown B adalah leusin dan glisin, sampel unknown C adalah metionin, dan sampel unknown D tidak mengandung asam amino.
 download selengkapnya

PENENTUAN KONSENTRASI ASAM AMINO DENGAN METODE LOWRI

ABSTRAK
Penentuan kandungan protein dalam suatu bahan makanan seperti telur, sangat penting untuk mengetahui kelayakan makanan tersebut sebagai sumber protein bagi tubuh. Penentuan kandungan protein dalam makanan dapat dilakukan dengan uji secara kuantitatif dan uji secara kualitatif. Pengujian kuantitatif kandungan protein dapat dilakukan dengan metode lowry. Metode lowry pada prinsipnya adalah melakukan pengujian terhadap absorbansi kompleks protein logam yang diuji dengan sinar tampak.
Praktikum yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui konsentrasi tirosin dalam larutan konsentrasi unknown dengan metode Lowry. Dalam praktikum ini dilakukan penentuan larutan standar tirosin dengan berbagai konsentrasi yaitu, 0ppm dengan absorbansi 0,000, 2ppm dengan absorbansi 0,031, 4ppm dengan absorbansi 0,052, 6ppm dengan absorbansi 0,075, 8ppm dengan absorbansi 0,102, dan 10ppm dengan absorbansi 0,132. Sedangkan larutan sampel yang diuji dan telah diencerkan 2 kali memiliki absorbansi sebesar 0,021. Berdasarkan kurva kalibrasi yang telah dibuat diperoleh konsentrasi larutan sampel memiliki konsentrasi 3,34 ppm.
download selengkapnya


PENENTUAN DERAJAT HIDROLISIS PROTEIN OLEH ENZIM PROTEASE DARI TRIPSIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE TITRASI FORMAL ASAM AMINO

ABSTRAK
Protein merupakan polimer dari asam amino. Asam amino didapatkan dari hidrolisis protein. Hidrolisis protein dapat dilakukan dengan menggunakan enzim protease dari tripsin. Enzim ini mempunyai kemampuan dalam memecah protein menjadi asam-asam amino penyusunnya. Asam amino bebas hasil hidrolisis protein tersebut bila direaksikan dengan formaldehid berlebih akan membentuk derivat metilol. Terbentuknnya derivat metilol berarti gugus amino dari protein sudah terikat dan tidak akan mempengaruhi titik akhir titrasi sehingga titik akhir titrasi dapat ditentukan dengan tepat. Hal ini karena diketahui bahwa gugus amonium (-NH2) dari suatu asam amino bersifat buffer pada daerah pH tinggi yaitu di atas pH 11, sehingga tidak mungkin kalau dititrasi pada titik akhir. Kondisi ini berlaku pula untuk gugus karboksil pada suatu asam amino, dimana gugus karboksil bersifat buffer pada pH rendah sehingga tidak mungkin dititrasi pada titik akhir.
Pada percobaan ini akan diidentifikasi kemampuan enzim tripsin dalam menghidrolisis larutan protein yang terbuat dari larutan gelatin. Identifikasi ini dilakukan melalui titrasi formal asam amino. Berdasarkan data hasil percobaan, dapat dihitung daya hidrolisa dari enzim tripsin dengan menghitung hubungan antara volume NaOH dengan waktu,  yaitu 0,0225. Pada proses titrasi, semakin lama campuran dibiarkan maka semakin banyak NaOH yang digunakan untuk mentitrasi asam amino. Hal ini terjadi karena selama proses hidrolisis gelatin oleh tripsin menghasilkan sejumlah asam amino yang konsentrasinya bertambah sesuai dengan bertambahnya kontak antara larutan gelatin dengan larutan tripsin dan terjadi peningkatan jumlah mg asam amino.
download selengkapnya

 PENENTUAN TRANSAMINASE GLUTAMAT-PIRUVAT SERUM DARAH AYAM

ABSTRAK
Transaminasi merupakan proses utama untuk melepaskan gugus nitrogen dari asam amino. Umumnya nitrogen dipindahkan sebagai gugus amino dari asam amino α-ketoglutamat untuk menghasilkan glutamat. Sedangkan asam amino semula diubah menjadi asam keto padanannya.
Praktikum yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui kadar transaminase glutamat piruvat pada serum darah. Pada percobaan ini dilakukan reaksi transaminasi dari alanin yang menjadi glutamat. Pada reaksi ini dibutuhkan enzim alanin aminotransferase. Gugus a-amino dipindahkan secara enzimatis ke atom karbon a pada a-ketoglutarat sehingga dihasilkan asam a-keto yang analog dari asam amino yang bersangkutan. Reaksi ini menyebabkan aminasi a-ketoglutarat membentuk L-glutamat.
Berdasarkan hasil dan pembahasan maka diketahui bahwa kadar enzim transaminase glutamat piruvat memiliki nilai yang negatif. Hal ini kemungkinan disebabkan karena suhu inkubasi larutan kontrol yang digunakan mendekati suhu optimum sehingga larutan kontrol juga menghasilkan nilai yang tinggi, kemungkinan serum yang digunakan tidak homogen sehingga ada bagian (pada larutan uji) yang tidak merata menghasilkan transaminase, dan kemungkinan suhu inkubasi pada larutan uji terlalu tinggi sehingga merusak enzim transaminase yang terbentuk.
download selengkapnya 


UJI KONSENTRASI MAGNESIUM DAN BESI DALAM SAMPEL DAUN SIRIH DENGAN INSTRUMEN AAS

ABSTRAK
Dalam daun terjadi reaksi enzimatis yang melibatkan kation-kation logam seperti Fe dan Mg. Selain terlibat dalam reaksi enzimatis logam Mg juga terdapat dalam klorofil sebagai atom pusat dalam kompleks klorofil. Keberadaan kation logam tersebut dapat diuji dengan instrumen AAS. Praktikum yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui konsentrasi magnesium dan besi dalam sampel daun sirih muda, sedang dan tua.
Dari hasil uji yang dilakukan diperoleh hasil konsentrasi logam magnesiumnya adalah 129,4 ppm, untuk daun sirih sedang 142,0 ppm, dan untuk daun sirih tua adalah 175,8 ppm. Konsentrasi besi dalam daun sirih muda adalah 2,38 ppm, untuk daun sirih sedang 1,50 ppm, dan untuk daun sirih tua adalah 0,625 ppm.
Konsentrasi magnesium dalam daun sirih lebih tinggi daripada kaonsentrasi besi karena magnesium selain terlibat dalam reaksi enzimatis juga terdapat dalam klorofil yang merupakan zat hijau daun sehingga keberadaannya lebih banyak daripada logam besi yang hanya terdapat dalam reaksi enzimatis pada tumbuhan terutama di daun
download selngkapnya

IDENTIFIKASI ASAM AMINO 

ABSTRAK
Uji asam amino dilakukan untuk menentukan jenis asam amino yang terdapat dalam suatu sampel. Uji asam amino meliputi reaksi uji Millon, uji Hopkins-Cole, uji Ninhidrin, uji PbS, dan uji Nitroprusida. Pelaksanaan uji dilakukan oleh Mahasiswa Semester VI Jurusan Pendidikan Kimia di Laboratorium Organik kimia Undiksha. Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode penelitian verivikatif dengan mengikuti prosedur praktikum yang telah ada dan menyesuaikan hasil dengan teori.
Albumin telur yang diidentifikasi menggunakan kelima uji ternyata mengandung asam amino tirosin, glisin, fenilalanin, sistein, dan triptofan yang ditunjukkan oleh uji positif terhadap uji Millon, uji Hopkins-Cole, uji Ninhidrin, uji PbS, dan uji Nitroprusida. Selain itu juga dilakukan pengujian terhadap larutan standar dari asam amino tirosin, triptofan, fenilalanin, glisin dan sistein sebagai pembanding dari larutan albumin. Larutan sampel unknown yang diuji menunjukkan bahwa sampel unknown A adalah glisin atau fenilalanin; sampel unknown B adalah triptofan; dan sampel unknown C adalah tirosin.
download selengkapnya


UJI KUALITATIF KANDUNGAN PROTEIN DALAM TELUR BEBEK

ABSTRAK
            Uji protein yang dilakukan bertujuan untuk mengidentifikasi protein yang terdapat dalam albumin telur bebek dengan melakukan uji biuret, pengendapan dengan logam, pengendapan dengan garam, pengendapan protein dengan alkohol, denaturasi protein, serta mengetahui perubahan fisik pH dan zat kimia terhadap struktur protein. Pelaksanaan uji dilakukan oleh Mahasiswa Semester VI Jurusan Pendidikan Kimia di Laboratorium Organik kimia Undiksha. Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode penelitian verivikatif dengan mengikuti prosedur praktikum yang telah ada dan menyesuaikan hasil dengan teori.
            Dari hasil pengujian yang dilakukan, terlihat bahwa protein memberikan hasil positif terhadap uji biuret yang dilakukan. Protein dapat mengendap karena penambahan logam berat, garam anorganik serta penambahan asam dan alkohol. Selain itu protein juga dapat mengalami denaturasi yaitu penghilangan sifat alaminya karena perubahan pH serta prubahan suhu yang tidak terlalu ekstrem.
download selengkapnya


ISOLASI DNA
ABSTRAK
DNA (Deoxyribosanucleotide acid) merupakan suatu polinukleotida yang disusun oleh monomer dATP, dTTP, dCTP yang terikat melalui ikatan fosfodiester, yang merupakan untai ganda berbentuk heliks yang kedua untainya mempunyai urutan nukleotida yang komplemen dan terikat oleh ikatan hidrogen. Pada bakteri, molekul DNA yang tunggal dapat ditemukan pada daerah nukleus dan biasanya bersinggungan dengan membran sel (mesosom).
Pada prosedur isolasi DNA yang akan dilakukan ini, sel-sel bakteri dirusak dengan perlakuan awal dengan enzim, putih telur lisosim yang menghidrolisis dinding bakteri. Hasil dari melemahnya dinding sel bakteri adalah mudahnya memberikan kejutan osmosis. Akhirnya, dinding sel bakteri akan mengalami lisis dalam lingkungan yang hipotonik. Untuk melengkapi lisisnya bakteri, perlu dilakukan penambahan deterjen yang mengandung Sodium Dudocyl Sulfat (SDS). Selain melengkapi lisisnya bakteri, SDS juga dapat menghambat aktivitas enzimatis yang berbahaya, seperti nukleasis dibandingkan denaturasi dari deterjen.
Dalam mengisolasi DNA bakteri, perlu diperhatikan beberapa hal yang harus dilakukan. Pertama, harus merusak dinding sel dari bakteri dan sistem membran selnya untuk membantu ekstraksi dari komponen yang dikehendaki. Kedua, harus bekerja dalam kondisi yang baik dalam menghambat atau menghancurkannya, sehingga banyak dihasilkan turunan enzim selama perusakan sel bakteri. Ketiga, harus menggunakan prosedur pemisahan yang menghasilkan makromolekul yang diinginkan.

No comments:

Post a Comment