KINETIKA REAKSI ENZIM
ABSTRAK
Enzim
sebagai katalisator mempunyai sifat yaitu ikut bereaksi namun pada akhir reaksi
akan didapat kembali seperti semula sehingga tubuh tidak membutuhkan enzim
dalam jumlah yang besar.
Pada praktikum ini dilakukan
penentuan kadar enzim berdasarkan kecepatan reaksi yang dikatalisisnya. Pada
kinetika reaksi enzim, ditentukan Vmaks dan KM dengan
menggunakan grafik hubungan antara laju reaksi enzimatis dengan konsentrasi
substrat. Konsentrasi substrat diperoleh dari pengukuran absorbansi melalui
spektrofotometer sehingga dapat dicari konsentrasinya. Pada percobaan ini digunakan larutan tripsin yang bertindak sebagai
enzim dan larutan kasein yang bertindak sebagai substrat dengan dua perlakuan yang berbeda yaitu perlakuan waktu inkubasi
selama 0 menit dan 20 menit. Tujuan dari adanya dua perlakuan berbeda adalah
sebagai pembanding, sehingga nanti akan diperoleh nilai absorbansi yang hanya
berasal dari penguraian kasein saja.
Dari kurva hubungan antara
konsentrasi substrat dan laju reaksi dapat ditentukan Vmaks dan KM. Berdasarkan grafik hubungan 1/Vo (Vo
= laju reaksi awal) terhadap 1/[S] ([S] = konsentrasi substrat) maka dapat
ditentukan nilai Vmaks dan KM. Dimana diperoleh nilai KM
adalah 79,716 mg/mL, sedangkan nilai Vmaks adalah sebesar 8,849 µmol/menit
download selengkapnyaPEMISAHAN ASAM AMINO DENGAN KROMATOGRAFI
ABSTRAK
Asam amino memiliki sifat yang khas
dan berbeda dengan yang lain akibat adanya rantai samping asam amino. Hal ini
menyebabkan asam amino dapat dipisahkan dan diidentifikasi keberadaannya
menggunakan metode pemisahan secara kromatografi kertas. Pemisahan secara
kromatografi prinsipnya adalah pemisahan campuran karena perbedaan distribusi
komponen dalam dua fase yaitu fase gerak dan fase diam. Dalam kromatografi
kertas yang merupakan fase gerak adalah pelarut yang digunakan sedangkan fase
diamnya adalah air, kertas berfungsi sebagai absorben tempat melekatnya fase
diam. Jarak yang ditempuh oleh setiap asam amino dari garis dasar relatif
terhadap jarak tempuh pelarut/eluen didefinisikan sebagai Rf. Setiap komponen
asam amino memiliki harga Rf tertentu. Besaran Rf ini menyatakan derajat
retensi suatu komponen dalam fase diam.
Praktikum
ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan nilai Rf dari setiap asam amino dan
melakukan pemisahan asam amino dari campuran dengan metode kromatografi kertas.
Praktikum yang dilaksanakan di laboratorium Kimia Undiksha pada tanggal 30
Maret 2011 ini menggunakan 2 buah eluen yaitu fenol dan campuran akuades,
n-butanol, dan asam asetat glasial. Hasil pengujian terhadap sampel unknown
menunjukkan bahwa sampel unknown A adalah asam amino tirosin, sampel unknown B
adalah leusin dan glisin, sampel unknown C adalah metionin, dan sampel unknown
D tidak mengandung asam amino.
download selengkapnyaPENENTUAN KONSENTRASI ASAM AMINO DENGAN METODE LOWRI
ABSTRAK
Penentuan
kandungan protein dalam suatu bahan makanan seperti telur, sangat penting untuk
mengetahui kelayakan makanan tersebut sebagai sumber protein bagi tubuh.
Penentuan kandungan protein dalam makanan dapat dilakukan dengan uji secara
kuantitatif dan uji secara kualitatif. Pengujian kuantitatif kandungan protein dapat
dilakukan dengan metode lowry. Metode lowry pada prinsipnya adalah melakukan
pengujian terhadap absorbansi kompleks protein logam yang diuji dengan sinar
tampak.
Praktikum
yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui konsentrasi tirosin dalam larutan konsentrasi
unknown dengan metode Lowry. Dalam praktikum ini dilakukan penentuan larutan
standar tirosin dengan berbagai konsentrasi yaitu, 0ppm dengan absorbansi
0,000, 2ppm dengan absorbansi 0,031, 4ppm dengan absorbansi 0,052, 6ppm dengan
absorbansi 0,075, 8ppm dengan absorbansi 0,102, dan 10ppm dengan absorbansi
0,132. Sedangkan larutan sampel yang diuji dan telah diencerkan 2 kali memiliki
absorbansi sebesar 0,021. Berdasarkan kurva kalibrasi yang telah dibuat
diperoleh konsentrasi larutan sampel memiliki konsentrasi 3,34 ppm.
download selengkapnyaPENENTUAN DERAJAT HIDROLISIS PROTEIN OLEH ENZIM PROTEASE DARI TRIPSIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE TITRASI FORMAL ASAM AMINO
ABSTRAK
Protein
merupakan polimer dari asam amino. Asam amino didapatkan dari hidrolisis
protein. Hidrolisis protein dapat dilakukan dengan menggunakan enzim protease
dari tripsin. Enzim ini mempunyai kemampuan dalam memecah protein menjadi
asam-asam amino penyusunnya. Asam amino bebas hasil hidrolisis protein tersebut
bila direaksikan dengan formaldehid berlebih akan membentuk derivat metilol.
Terbentuknnya derivat metilol berarti gugus amino dari protein sudah terikat
dan tidak akan mempengaruhi titik akhir titrasi sehingga titik akhir titrasi
dapat ditentukan dengan tepat. Hal ini karena diketahui bahwa gugus amonium
(-NH2) dari suatu asam amino bersifat buffer pada daerah pH tinggi
yaitu di atas pH 11, sehingga tidak mungkin kalau dititrasi pada titik akhir.
Kondisi ini berlaku pula untuk gugus karboksil pada suatu asam amino, dimana
gugus karboksil bersifat buffer pada pH rendah sehingga tidak mungkin dititrasi
pada titik akhir.
Pada percobaan ini akan diidentifikasi kemampuan
enzim tripsin dalam menghidrolisis larutan protein yang terbuat dari larutan
gelatin. Identifikasi ini dilakukan melalui titrasi formal asam amino.
Berdasarkan data hasil percobaan, dapat dihitung daya hidrolisa dari enzim
tripsin dengan menghitung hubungan antara volume NaOH dengan waktu, yaitu 0,0225. Pada proses titrasi, semakin
lama campuran dibiarkan maka semakin banyak NaOH yang digunakan untuk
mentitrasi asam amino. Hal ini terjadi karena selama proses hidrolisis gelatin
oleh tripsin menghasilkan sejumlah asam amino yang konsentrasinya bertambah
sesuai dengan bertambahnya kontak antara larutan gelatin dengan larutan tripsin
dan terjadi peningkatan jumlah mg asam amino.
download selengkapnya PENENTUAN TRANSAMINASE GLUTAMAT-PIRUVAT SERUM DARAH AYAM
ABSTRAK
Transaminasi merupakan proses utama untuk melepaskan gugus nitrogen dari
asam amino. Umumnya nitrogen dipindahkan sebagai gugus amino dari asam amino
α-ketoglutamat untuk menghasilkan glutamat. Sedangkan asam amino semula diubah
menjadi asam keto padanannya.
Praktikum yang dilakukan bertujuan untuk
mengetahui kadar transaminase glutamat piruvat pada serum darah. Pada percobaan
ini dilakukan reaksi transaminasi dari alanin yang
menjadi glutamat. Pada reaksi ini dibutuhkan enzim alanin aminotransferase.
Gugus a-amino dipindahkan
secara enzimatis ke atom karbon a pada a-ketoglutarat sehingga dihasilkan asam a-keto yang analog dari asam amino yang bersangkutan.
Reaksi ini menyebabkan aminasi a-ketoglutarat membentuk
L-glutamat.
Berdasarkan hasil dan pembahasan maka diketahui bahwa kadar enzim transaminase glutamat piruvat memiliki nilai yang negatif.
Hal ini kemungkinan disebabkan karena suhu inkubasi larutan kontrol yang
digunakan mendekati suhu optimum sehingga larutan kontrol juga menghasilkan
nilai yang tinggi, kemungkinan serum yang digunakan tidak homogen sehingga ada
bagian (pada larutan uji) yang tidak merata menghasilkan transaminase, dan
kemungkinan suhu inkubasi pada larutan uji terlalu tinggi sehingga merusak
enzim transaminase yang terbentuk.download selengkapnya
UJI KONSENTRASI MAGNESIUM DAN BESI DALAM SAMPEL DAUN SIRIH DENGAN INSTRUMEN AAS
ABSTRAK
Dalam
daun terjadi reaksi enzimatis yang melibatkan kation-kation logam seperti Fe
dan Mg. Selain terlibat dalam reaksi enzimatis logam Mg juga terdapat dalam
klorofil sebagai atom pusat dalam kompleks klorofil. Keberadaan kation logam
tersebut dapat diuji dengan instrumen AAS. Praktikum yang dilakukan bertujuan
untuk mengetahui konsentrasi magnesium dan besi dalam sampel daun sirih muda,
sedang dan tua.
Dari
hasil uji yang dilakukan diperoleh hasil konsentrasi logam magnesiumnya adalah
129,4 ppm, untuk daun sirih sedang 142,0 ppm, dan untuk daun sirih tua adalah
175,8 ppm. Konsentrasi besi dalam daun sirih muda adalah 2,38 ppm, untuk daun
sirih sedang 1,50 ppm, dan untuk daun sirih tua adalah 0,625 ppm.
Konsentrasi magnesium dalam daun sirih lebih
tinggi daripada kaonsentrasi besi karena magnesium selain terlibat dalam reaksi
enzimatis juga terdapat dalam klorofil yang merupakan zat hijau daun sehingga
keberadaannya lebih banyak daripada logam besi yang hanya terdapat dalam reaksi
enzimatis pada tumbuhan terutama di daundownload selngkapnya
IDENTIFIKASI ASAM AMINO
ABSTRAK
Uji asam amino dilakukan untuk menentukan
jenis asam amino yang terdapat dalam suatu sampel. Uji asam amino meliputi reaksi uji Millon,
uji Hopkins-Cole, uji Ninhidrin, uji PbS, dan uji Nitroprusida. Pelaksanaan uji
dilakukan oleh Mahasiswa Semester VI Jurusan Pendidikan Kimia di Laboratorium
Organik kimia Undiksha. Metode yang digunakan dalam
praktikum ini adalah metode penelitian verivikatif dengan mengikuti prosedur
praktikum yang telah ada dan menyesuaikan hasil dengan teori.
Albumin telur yang diidentifikasi menggunakan kelima uji
ternyata mengandung asam amino tirosin, glisin, fenilalanin, sistein, dan
triptofan yang ditunjukkan oleh uji positif terhadap uji Millon, uji
Hopkins-Cole, uji Ninhidrin, uji PbS, dan uji Nitroprusida. Selain itu juga
dilakukan pengujian terhadap larutan standar dari asam amino tirosin,
triptofan, fenilalanin, glisin dan sistein sebagai pembanding dari larutan
albumin. Larutan sampel unknown yang diuji menunjukkan bahwa sampel
unknown A adalah glisin atau fenilalanin; sampel unknown B adalah triptofan;
dan sampel unknown C adalah tirosin.
download selengkapnyaUJI KUALITATIF KANDUNGAN PROTEIN DALAM TELUR BEBEK
ABSTRAK
Uji protein yang
dilakukan bertujuan untuk mengidentifikasi protein yang terdapat dalam albumin
telur bebek dengan melakukan uji biuret, pengendapan dengan logam, pengendapan
dengan garam, pengendapan protein dengan alkohol, denaturasi protein, serta mengetahui
perubahan fisik pH dan zat kimia terhadap struktur protein. Pelaksanaan uji dilakukan oleh Mahasiswa Semester VI
Jurusan Pendidikan Kimia di Laboratorium Organik kimia Undiksha. Metode yang digunakan dalam
praktikum ini adalah metode penelitian verivikatif dengan mengikuti prosedur
praktikum yang telah ada dan menyesuaikan hasil dengan teori.
Dari
hasil pengujian yang dilakukan, terlihat bahwa protein memberikan hasil positif
terhadap uji biuret yang dilakukan. Protein dapat mengendap karena penambahan
logam berat, garam anorganik serta penambahan asam dan alkohol. Selain itu
protein juga dapat mengalami denaturasi yaitu penghilangan sifat alaminya
karena perubahan pH serta prubahan suhu yang tidak terlalu ekstrem.download selengkapnya
ISOLASI DNA
ABSTRAK
DNA
(Deoxyribosanucleotide acid) merupakan suatu polinukleotida yang disusun oleh
monomer dATP, dTTP, dCTP yang terikat melalui ikatan fosfodiester, yang
merupakan untai ganda berbentuk heliks yang kedua untainya mempunyai urutan
nukleotida yang komplemen dan terikat oleh ikatan hidrogen. Pada bakteri,
molekul DNA yang tunggal dapat ditemukan pada daerah nukleus dan biasanya
bersinggungan dengan membran sel (mesosom).
Pada
prosedur isolasi DNA yang akan dilakukan ini, sel-sel bakteri dirusak dengan
perlakuan awal dengan enzim, putih telur lisosim yang menghidrolisis dinding
bakteri. Hasil dari melemahnya dinding sel bakteri adalah mudahnya memberikan
kejutan osmosis. Akhirnya, dinding sel bakteri akan mengalami lisis dalam
lingkungan yang hipotonik. Untuk melengkapi lisisnya bakteri, perlu dilakukan
penambahan deterjen yang mengandung Sodium Dudocyl Sulfat (SDS). Selain
melengkapi lisisnya bakteri, SDS juga dapat menghambat aktivitas enzimatis yang
berbahaya, seperti nukleasis dibandingkan denaturasi dari deterjen.
Dalam
mengisolasi DNA bakteri, perlu diperhatikan beberapa hal yang harus dilakukan.
Pertama, harus merusak dinding sel dari bakteri dan sistem membran selnya untuk
membantu ekstraksi dari komponen yang dikehendaki. Kedua, harus bekerja dalam
kondisi yang baik dalam menghambat atau menghancurkannya, sehingga banyak
dihasilkan turunan enzim selama perusakan sel bakteri. Ketiga, harus
menggunakan prosedur pemisahan yang menghasilkan makromolekul yang diinginkan.
No comments:
Post a Comment