Larutan
Kelarutan menyatakan jumlah maksimum zat yang dapat
larut dalam jumlah tertentu larutan atau pelarut. Kelarutan disimbolkan “s”. Kelarutan
suatu zat bisa juga dinyatakan sebagai massa dalam gram yang dapat melarut
dalam 100 gram pelarut membentuk larutan jenuh pada suhu tertentu atau mol per
liter larutan. Jenis
larutan ada 3 yaitu larutan tak jenuh, larutan jenuh, dan larutan lewat jenuh.
Larutan tak jenuh artinya penambahan zat terlarut masih dapat dilakukan ke
dalam larutan dan tidak akan berdampak bagi larutan. Larutan jenuh atau tepat
jenuh artinya larutan mengandung batas maksimum jumlah zat terlarut. Larutan
lewat jenuh artinya larutan mengandung jumlah zat terlarut di atas kemampuan
pelarut. Faktor yang mempengaruhi kelarutan antara lain suhu, pengaruh tekanan
terhadap kelarutan gas. Proses yang terjadi selama pelarutan adalah adanya
interaksi antara zat terlarut dengan pelarut. Misalnya melarutkan NaCl.
Senyawa ion yang terlarut dalam air
akan terurai menjadi ion positif dan ion negatif. Jika dalam larutan jenuh
ditambahkan kristal senyawa ion, maka kristal tersebut tidak akan melarut
tetapi mengendap. Berarti kristal tidak mengalami ionisasi. Bagaimana jika dalam sistem tersebut ditambahkan air, apa
yang terjadi? Kristal akan larut dan
terionisasi. Jika larutan kristal dipanaskan
kembali, maka akan terbentuk endapan kristal. Sehingga
dapat dikatakan dalam sistem tersebut terjadi kesetimbangan.
Perhatikan persamaan reaksi kesetimbangan AgCl
berikut.
AgCl(s) ↔Ag+(aq) + Cl-(aq)
Tetapan kesetimbangannya dapat dituliskan sebagai berikut.
Apabila pada keadaan kesetimbangan
heterogen terdapat larutan dan padatan, maka hanya molaritas ion-ion saja yang diperhitungkan
dalam menentukan harga tetapan kesetimbangan. Hal itu disebabkan molaritas
padatan di dalam larutan jenuh selalu sama. Tetapan kesetimbangan yang berlaku
disebut tetapan hasil kali kelarutan dan disimbolkan Ksp. Jadi, persamaan
tetapan kesetimbangan di atas dapat dituliskan sebagai berikut.
Jika pada larutan jenuh senyawa ion AmBn
ditambahkan air, maka senyawa ion AmBn akan terionisasi dan terjadi reaksi
kesetimbangan. Persamaan reaksi kesetimbangan secara umum dapat dituliskan sebagai berikut.
AmBn(s)↔ mA+n(aq) + nB-m(aq)
Harga tetapan hasil kali kelarutannya dapat dirumuskan sebagai
berikut.
dengan m,n = koefisien
reaksi
Ksp = tetapan hasil
kelarutan
[A+n]= molaritas
ion A+n ...................(M)
[B-m] = molaritas
ion B-m ....................(M)
LARUTAN
|
KESETIMBANGAN
LARUTAN
|
NILAI
KSP
|
Aluminium
Hidroksida
|
Al(OH)
(s) ↔ Al3+(aq) + 3OH–(aq)
|
1,3
× 10–33
|
Barium
karbonat
|
BaCO3(s)
↔ Ba2+(aq) + CO32–(aq)
|
5,1
× 10–9
|
Barium
sulfat
|
BaSO4(s)
↔ Ba2+(aq) + SO42–(aq)
|
1,1
× 10–10
|
Kalsium
karbonat
|
CaCO3(s)
↔ Ca2+(aq) + CO32–(aq)
|
2,8
× 10–9
|
Kalsium
flourida
|
CaF2(s)
↔ Ca2+(aq) + 2F–(aq)
|
5,3
× 10–9
|
Kalsium
sulfat
|
CaSO4(s)
↔ Ca2+(aq) + SO42–(aq)
|
9,1
× 10–6
|
Kromium (III)
hidroksida
|
Cr(OH)3(s)
↔ Cr3+(aq) + 3OH–(aq)
|
6,3
× 10–31
|
Timbal
(II) klorida
|
PbCl2(s)
↔ Pb2+(aq) + 2Cl–(aq)
|
1,6
× 10–5
|
Magnesium
karbonat
|
MgCO3(s)
↔ Mg2+(aq) + CO32-(aq)
|
3,5
× 10–8
|
Magnesium
hidroksida
|
Mg(OH)2(s)
↔ Mg2+(aq) + 2OH–(aq)
|
1,8
× 10–11
|
Perakbromida
|
AgBr(s)
↔Ag+(aq) + Br-(aq)
|
5,0
× 10-13
|
No comments:
Post a Comment