Konsep reaksi oksidasi dan reduksi mengalami
perkembangan dari masa ke masa sesuai cakupan konsep yang dijelaskan. Pada
mulanya konsep reaksi oksidasi dan reduksi ditinjau dari penggabungan dan
pelepasan oksigen. Reaksi oksidasi didefinisikan sebagai reaksi
penggabungan/ pengikatan suatu zat dengan oksigen. Sebaliknya reaksi pelepasan
oksigen oleh suatu zat disebut reaksi reduksi.
Contoh reaksi oksidasi:
a. C(s) + O2(g)
→ CO2(g)
b. 4 Fe(s) + 3O2(g)
→ 2 Fe2O3(s)
Pada reaksi di atas C mengikat O2 membentuk
CO2. Demikian juga Fe menjadi Fe2O3 setelah mengikat oksigen. Jadi, C dan Fe
telah mengalami reaksi oksidasi.
Contoh reaksi reduksi:
a. 2SO3(g) → 2SO2(g)
+ O2(g)
b. 2KClO3(s) →2KCl(s)
+ 3O2(g)
Perhatikan reaksi di atas, SO3
melepaskan oksigen membentuk SO2, demikian juga KClO3
melepaskan oksigen menjadi KCl. Jadi, SO3 dan KClO3
mengalami reaksi reduksi.
Pada reaksi termit
menghasilkan besi cair yang sering digunakan untuk mengelas benda-benda dari
besi, reaksinya adalah
2 Al(s) + Fe2O3(s)
→ 2Fe(l) + Al2O3(s)
Al mengikat oksigen membentuk Al2O3
berarti Al mengalami oksidasi. Fe2O3 melepaskan oksigen
membentuk Fe. Jadi, Fe2O3 mengalami reduksi. Pada reaksi
termit tersebut oksidasi dan reduksi terjadi bersamaan, reaksi seperti ini
disebut reaksi redoks.
Konsep
redoks berdasarkan pengikatan dan pelepasan elektron
Pada reaksi Na(s)
+ S(s) → Na2S(s) tidak
melibatkan gas oksigen, maka konsep redoks berdasarkan pengikatan dan pelepasan
oksigen tidak dapat digunakan. Konsep redoks berkembang, bukan lagi pengikatan
dan pelepasan oksigen tetapi pengikatan dan pelepasan elektron. Reaksi
oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron. Contohnya pada pembentukan ion
Na+.
Na(s) → Na+(aq)
+ e–
Sebaliknya reaksi pengikatan elektron disebut
reaksi reduksi. Contohnya pada pembentukan ion S2–.
S(s) + 2 e– → S2–(aq)
Reaksi redoks adalah reaksi yang terjadi di
mana reaksi oksidasi dan reduksi terjadi bersama-sama.
2 Na(s) + S(s)
→ Na2S(s)
Reaksi di atas dapat ditulis menjadi 2 tahap
yaitu:
Reaksi oksidasi : 2 Na(s) →
2Na+(aq) + 2 e–
Reaksi reduksi : S(s) + 2
e– → S2–(aq)
Reaksi redoks : 2 Na(s) + S(s)
→ Na2S(s)
Pada reaksi di atas Na mengalami reaksi
oksidasi dan menyebabkan S tereduksi. Zat seperti Na ini disebut reduktor.
Sedangkan S disebut oksidator karena menyebabkan Na teroksidasi, dan dia
sendiri mengalami reaksi reduksi.
Konsep
redoks berdasarkan perubahan (penurunan atau kenaikan biloks)
Bilangan oksidasi
(bilok) adalah jumlah muatan yang dimiliki atom suatu unsur jika bergabung
dengan atom unsur lain. Aturan bilok:
a. Unsur bebas mempunyai bilok 0 (nol).
Yang termasuk unsur bebas: unsur diatomik (H2, N2, O2,
F2, Cl2, Br2, I2), unsur poliatomik
(O3, P4, S8). Selain unsur tersebut adalah
unsur monoatomik (Na, K, Mg, C, Xe, dan lain-lain).
Contoh: H dalam H2
O dalam O2 dan O3
F dalam F2
Na dalam Na
b. Unsur H umumnya mempunyai bilok (+1),
kecuali pada
senyawa hidrida mempunyai bilok (–1). Senyawa
hidrida adalah senyawa yang terbentuk jika logam bergabung dengan atom H
(Contoh: NaH, KH, CaH2). Contoh: H dalam H2O, NH3,
HCl.
c. Unsur O umumnya mempunyai bilok (–2),
kecuali:
1) Pada senyawa peroksida contohnya : Na2O2,
H2O2, BaO2 mempunyai bilok (–1).
2) Senyawa F2O mempunyai bilok
(+2), dan
3) Senyawa superoksida (mengandung O2‑
,contohnya KO2) mempunyai bilok (– 1/2 ).
Contoh: O dalam H2O, Na2O,
Fe2O3, MgO.
d. Unsur logam dalam senyawa umumnya
mempunyai bilok positif.
Contoh:
1) Golongan IA (Li, Na, K, Rb, dan Cs)
mempunyai bilok (+1).
2) Golongan IIA ( Be, Mg, Ca, Sr, dan Ba)
mempunyai bilok (+2).
3) Al3+, Ag+, Zn2+,
Pb2+, Pb3+, Fe2+, dan Fe3+.
e. Unsur nonlogam umumnya mempunyai bilok
negatif.
Contoh:
1) Golongan VIIA (F, Cl, Br, I) mempunyai
bilok (–1).
2) Golongan VIA (O, S, Se, Te) mempunyai
bilok (–2).
6. Jumlah bilok unsur-unsur dalam ion sama
dengan
jumlah muatannya.
Contoh:
Bilok S dalam SO42–
Bilok O = –2
Jumlah bilok = (1 bilok S + 4 bilok O)
–2 = (1 bilok S + 4 (–2))
–2 = bilok S + (–8)
Bilok S = +6
7. Jumlah bilok unsur-unsur dalam senyawa
sama dengan 0 (nol).
Contoh: H2S
Jumlah bilok = ((2 bilok H) + (1 bilok S))
0 = ((2 (+1)) + (1 bilok S))
0 = (+2) + bilok S
Bilok S = (–2)
Reaksi autoredoks
(reaksi disproporsionasi)
Reaksi
autoredoks merupakan reaksi yang di dalamnya suatu zat bertindak sebagai
pengoksidasi dan pereduksi sekaligus dan menghasilkan zat-zat berbeda.
Contoh
Cl2(s)
+ 2NaOH(aq) → NaCl(aq) + NaClO(aq) + H2O(l)
Bilok Cl pada Cl2 = 0
Bilok Cl pada NaCl = -1
Bilok Cl pada NaClO = +1
Cl bertindak sebagai oksidator dan reduktor
No comments:
Post a Comment