Thursday, August 16, 2012

reaksi redoks


Konsep reaksi oksidasi dan reduksi mengalami perkembangan dari masa ke masa sesuai cakupan konsep yang dijelaskan. Pada mulanya konsep reaksi oksidasi dan reduksi ditinjau dari penggabungan dan pelepasan oksigen. Reaksi oksidasi didefinisikan sebagai reaksi penggabungan/ pengikatan suatu zat dengan oksigen. Sebaliknya reaksi pelepasan oksigen oleh suatu zat disebut reaksi reduksi.
Contoh reaksi oksidasi:
a. C(s) + O2(g) → CO2(g)
b. 4 Fe(s) + 3O2(g) → 2 Fe2O3(s)
Pada reaksi di atas C mengikat O2 membentuk CO2. Demikian juga Fe menjadi Fe2O3 setelah mengikat oksigen. Jadi, C dan Fe telah mengalami reaksi oksidasi.
Contoh reaksi reduksi:
a. 2SO3(g) → 2SO2(g) + O2(g)
b. 2KClO3(s) →2KCl(s) + 3O2(g)
Perhatikan reaksi di atas, SO3 melepaskan oksigen membentuk SO2, demikian juga KClO3 melepaskan oksigen menjadi KCl. Jadi, SO3 dan KClO3 mengalami reaksi reduksi.
Pada reaksi termit menghasilkan besi cair yang sering digunakan untuk mengelas benda-benda dari besi, reaksinya adalah
2 Al(s) + Fe2O3(s) → 2Fe(l) + Al2O3(s)
Al mengikat oksigen membentuk Al2O3 berarti Al mengalami oksidasi. Fe2O3 melepaskan oksigen membentuk Fe. Jadi, Fe2O3 mengalami reduksi. Pada reaksi termit tersebut oksidasi dan reduksi terjadi bersamaan, reaksi seperti ini disebut reaksi redoks.

Konsep redoks berdasarkan pengikatan dan pelepasan elektron
Pada reaksi Na(s) + S(s) → Na2S(s) tidak melibatkan gas oksigen, maka konsep redoks berdasarkan pengikatan dan pelepasan oksigen tidak dapat digunakan. Konsep redoks berkembang, bukan lagi pengikatan dan pelepasan oksigen tetapi pengikatan dan pelepasan elektron. Reaksi oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron. Contohnya pada pembentukan ion Na+.
Na(s) → Na+(aq) + e–
Sebaliknya reaksi pengikatan elektron disebut reaksi reduksi. Contohnya pada pembentukan ion S2–.
S(s) + 2 e– → S2–(aq)
Reaksi redoks adalah reaksi yang terjadi di mana reaksi oksidasi dan reduksi terjadi bersama-sama.
2 Na(s) + S(s) → Na2S(s)
Reaksi di atas dapat ditulis menjadi 2 tahap yaitu:
Reaksi oksidasi : 2 Na(s) → 2Na+(aq) + 2 e–
Reaksi reduksi : S(s) + 2 e– → S2–(aq)
Reaksi redoks : 2 Na(s) + S(s) → Na2S(s)
Pada reaksi di atas Na mengalami reaksi oksidasi dan menyebabkan S tereduksi. Zat seperti Na ini disebut reduktor. Sedangkan S disebut oksidator karena menyebabkan Na teroksidasi, dan dia sendiri mengalami reaksi reduksi.

Konsep redoks berdasarkan perubahan (penurunan atau kenaikan biloks)
Bilangan oksidasi (bilok) adalah jumlah muatan yang dimiliki atom suatu unsur jika bergabung dengan atom unsur lain. Aturan bilok:
a. Unsur bebas mempunyai bilok 0 (nol). Yang termasuk unsur bebas: unsur diatomik (H2, N2, O2, F2, Cl2, Br2, I2), unsur poliatomik (O3, P4, S8). Selain unsur tersebut adalah unsur monoatomik (Na, K, Mg, C, Xe, dan lain-lain).
Contoh: H dalam H2
O dalam O2 dan O3
F dalam F2
Na dalam Na
b. Unsur H umumnya mempunyai bilok (+1), kecuali pada
senyawa hidrida mempunyai bilok (–1). Senyawa hidrida adalah senyawa yang terbentuk jika logam bergabung dengan atom H (Contoh: NaH, KH, CaH2). Contoh: H dalam H2O, NH3, HCl.
c. Unsur O umumnya mempunyai bilok (–2), kecuali:
1) Pada senyawa peroksida contohnya : Na2O2, H2O2, BaO2 mempunyai bilok (–1).
2) Senyawa F2O mempunyai bilok (+2), dan
3) Senyawa superoksida (mengandung O2 ,contohnya KO2) mempunyai bilok (– 1/2 ).
Contoh: O dalam H2O, Na2O, Fe2O3, MgO.
d. Unsur logam dalam senyawa umumnya mempunyai bilok positif.
Contoh:
1) Golongan IA (Li, Na, K, Rb, dan Cs) mempunyai bilok (+1).
2) Golongan IIA ( Be, Mg, Ca, Sr, dan Ba) mempunyai bilok (+2).
3) Al3+, Ag+, Zn2+, Pb2+, Pb3+, Fe2+, dan Fe3+.
e. Unsur nonlogam umumnya mempunyai bilok negatif.
Contoh:
1) Golongan VIIA (F, Cl, Br, I) mempunyai bilok (–1).
2) Golongan VIA (O, S, Se, Te) mempunyai bilok (–2).
6. Jumlah bilok unsur-unsur dalam ion sama dengan
jumlah muatannya.
Contoh:
Bilok S dalam SO42–
Bilok O = –2
Jumlah bilok = (1 bilok S + 4  bilok O)
–2 = (1 bilok S + 4 (–2))
–2 = bilok S + (–8)
Bilok S = +6
7. Jumlah bilok unsur-unsur dalam senyawa sama dengan 0 (nol).
Contoh: H2S
Jumlah bilok = ((2 bilok H) + (1 bilok S))
0 = ((2 (+1)) + (1 bilok S))
0 = (+2) + bilok S
Bilok S = (–2)

Reaksi autoredoks (reaksi disproporsionasi)
            Reaksi autoredoks merupakan reaksi yang di dalamnya suatu zat bertindak sebagai pengoksidasi dan pereduksi sekaligus dan menghasilkan zat-zat berbeda.
Contoh
Cl2(s) + 2NaOH(aq) → NaCl(aq) + NaClO(aq) + H2O(l)
Bilok Cl pada Cl2 = 0
Bilok Cl pada NaCl = -1
Bilok Cl pada NaClO = +1
Cl bertindak sebagai oksidator dan reduktor

No comments:

Post a Comment